Sabtu, 22 September 2012

TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL MENURUT PARA AHLI

 TEORI PENYIMPANGAN SOSIAL MENURUT PARA AHLI

Standar Kompetensi
3. Memahami masalah penyimpangan sosial


Kompetensi Dasar
3.1 Mengidentifikasi berbagai penyakit sosial (miras, judi, narkoba, HIV/AIDS, PSK, dan sebagainya) sebagai akibat penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.


Indikator
 Mengidentifikasi bentuk-bentuk penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat
 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab penyimpangan sosial
 Memberi contoh penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga dan masyarakat.

Ringkasan Materi

A. Pengertian Penyimpangan Sosial
Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang tidak sesuai dengan norma nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Ada Beberapa definisi penyimpanagan sosial dari para ahli yaitu sebagai berikut:
a. James W Van de Zander, penyimpangan sosial sebagai pelaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi.
b. Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam masyarakat.
c. Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki perilaku yang menyimpang.
B. Penyebab Perilaku Menyimpang
Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah sebagai berikut:
a. Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat menjolok.
b. Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran.
c. Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja.
d. Keluarga yang berantakan (broken home).
e. Pengaruh media massa.
f. Salah pergaulan.
C. Teori Penyimpangan Sosial
Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan antara lain sebagai berikut:
a. Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.
b. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor:
a). Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
b). Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas
dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
c. Teori Reaksi Sosial
Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang , sehingga bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan skunder.
d. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang dominan.
Lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:
a). Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b). Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c). Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d). Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.
D. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang
Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak sempurna dan nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
1. Proses sosialisasi yang tidak sempurna.
Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi.
Adapun agen-agen sosialisasi terdiri atas:
b. keluarga
c. sekolah
d. kelompok pergaulan, dan
e. media masa
Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain disebabkan oleh:
a. Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit, karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan perannya.
b. Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan. Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali penyimpangan.
2. Perilaku menyimpang sebagai hasil proses sosialisasi nilai-nilai sub kebudayaan menyimpang.
Dalam proses sosialisasi, seseorang mungkin dipengaruhi oleh nilai-nilai subkebudayaan yang menyimpang, sehingga terbentuklah perilaku menyimpang.
Perilaku menyimpang dapat disebabkan oleh anomi. Secara sederhana anomi diartikan sebagai sesuatu keadaan di masyarakat tanpa norma.
Anomi terjadi karena adanya ketidakharmonisan antara tujuan budaya dengan cara-cara untuk mencapai tujuan budaya tersebut. Menurut Merton, ada lima tipologi tingkah laku individu untuk menghadapi hal tersebut yaitu;
a. Komformitas
Komformitas merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.
b. Inovasi
Inovasi merupakan suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya, tetapi menolak cara-cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.
c. Retualisme
Retulisme merupakan sikap menerima cara-cara yang melembaga, tetapi menolak tujuan-tujuan kebudayaannya.
d. Pengasingan
Pengasingan diri merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan nilai-nilai budaya.
e. Pemberontakan
Pemberontakan merupakan sikap yang menolak tujuan maupun cara-cara yang melembaga dan berupaya menggantikannya dengan tujuan dan cara baru atau lain.
E. Bentuk-Bentuk Penyimpangan Sosial
1. Penyimpangan Primer
Ciri-ciri penyimpangan primer yaitu;
a. Hanya bersifat sementara
b. Gaya hidup tidak didominasi oleh perilaku menyimpang, dan
c. Masih dapat diterima secara sosial
2. Penyimpangan Skunder
Ciri-ciri penyimpangan skunder yaitu;
a. Masyarakat tidak bisa menerima individu semacam itu
b. Masyarakatt umum telah mengetahuinya, dan
c. Gaya hidupnya didominasi oleh perilaku menyimpang.
3. Penyimpangan Individu
Ciri-ciri penyimpangan individu yaitu;
a. Bertindak sendirian
b. Tidak merencanakan penyimpangan dengan siapapun
4. Penyimpangan Kelompok
Penyimpangan kelompok adalah kegiatan yang dilakukan kelompok secara kolektif dengan cara yang bertentangan terhadap norma-norma yang berlaku.
F. Sifat-Sifat Penyimpangan
Penyimpangan sosial mempunyai dua sifat yaitu;
1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan ini tidak sesuai dengan aturan-aturan atau norma-norma yang berlaku. Misalnya: melakukan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakan mereka.
Contoh: anak dibawah umur (usia kerja) melakukan kerja.
2. Penyimpangan yang bersifat negatif
Pada umumnya penyimpangan ini cendrung ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan buruk sehingga masyarakat mencela dan mengucilkan.
Misalnya: pembunuhan, perampokan dsb.
G. Contoh Penyimpangan Sosial
1. Penyalahgunaan Narkotika Dan Obat-Obatan Terlarang
Narkotika dari segi medis merupakan obat yang sangat berguna, Narkotika digunakan sebagai analigetika yaitu mengurangi rasa sakit dan penenang yang hanya digunakan di rumah sakit.
Adapun zat-zat yang termasuk dalam jenis narkotika antara lain candu, morphin, kokain, sedatif, rohypnol, magadon, ekstasi, valium, heroin, dan kodein.
Akibat yang ditimbulkan dari narkotika adalah halusinasi (khayalan), impian yang indah-indah atau menimbulkan rasa nyaman.
Penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang sekarang ini tidak hanya terjadi pada kota-kota besar, di kota-kota kecil pun penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang seringkali ditemukan. Penyalahgunaan narkotika sering terjadi di kalangan pelajar, pemuda, mahasiswa, dan kaum remaja bahkan orang dewasa.
2. Perilaku seksual diluar nikah
Terjadinya perilaku seksual diluar nikah tidak terlepas dari pengaruh
 Pengaruh budaya barat yang masuk ke Indonesia
 Pengaruh media seperti film, buku-buku porno, majalah, dan internet.
Perilaku seksual diluar nikah banyak sekali macamnya diantaranya;
o Pelacuran
o Pemerkosaan
o Kumpul Kebo
o Pelecehan seksual
Akibat dari penyimpangan seksual di atas adalah penyakit yang mengerikan saat ini yakni HIV/AIDS, HIV (Human Immuno Deficiency Virus) adalah sesuatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh sehingga mudah di serang infeksi/penyakit. Virus HIV hidup di dalam empat cairan tubuh manusia yaitu cairan darah, cairan sperma, cairan vagina, dan air susu ibu. Virus HIV dapat menular lewat hal-hal berikut;
a. transfusi darah
b. pencangkokan organ atau jaringan tubuh
c. pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara bergantian
d. pemakaian jarum suntik untuk tato, jarum tindik, dan peralatan pencet jerawat yang tidak steril
e. hubungan seks tidak aman
f. melalui jalan lahir dan proses menyusui dengan air susu ibu dari seorang ibu yang positif HIV
Terjangkitnya tubuh oleh virus HIV mengakibatkan timbulnya penyakit AIDS. Secara umum tanda-tanda seseorang terkena AIDS adalah sebagai berikut;
a. berat badan menurun lebih dari 10 % dalam waktu singkat
b. demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
c. diare berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
d. betuk berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
3. Pekerja Seks Komersial (PSK)
PSK merupakan sebuah pekerjaan yang penuh kontrversi karena berbenturan dengan norma sosial dan norma agama.
Banyak faktor yang menjadikan alasan bagi seseorang untuk memilih profesi sebagai pekerja seks yaitu;
o Kemiskinan,
o Broken home dan broken heart.



Penilaian

Jawablah pertanyaan berikut secara singkat dan tepat!
1. Sebutkan gejala-gejala seseorang yang mengalami ketergantungan obat !
2. Apa sebab remaja harus diselamatkan dari bahaya narkotika ?
3. Jelaskan bahwa perilaku seksual di luar nikah bertentangan dengan nilai agama dan nilai sosial ?
4. Bagaimana seharusnya sikap pemerintah menghadapi perilaku menyimpang yang berkembang di masyarakat ?
5. Sebutkan upaya pencegahan untuk mengurangi penyalahgunaan narkotika ?

UPAYA PENCEGAHAN PENYIMPANGAN SOSIAL

Standar Kompetensi
3. Memahami masalah penyimpangan sosial


Kompetensi Dasar
3.2. Mengidentifikasi berbagai usaha pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan
masyarakat.


Indikator
 Mengidentifikasi upaya-upaya pencegahan penyimpangan sosial dalam keluarga dan masyarakat.
 Mengidentifikasi sikap terhadap pelaku penyimpangan sosial.


Ringkasan Materi

A. Upaya-Upaya Pencegahan Penyimpangan Sosial
Salah satu upaya pencegahan penyimpangan sosial adalah dilakukan dengan kontrol sosial. Tujuan kontrol sosial adalah mengendalikan perilaku individu. Kontrol sosial dapat dilakukan dengan tindakan sebagai berikut:
1. Kasih Sayang (Attachement)
Kasih sayang menjadi sumber utama kekuatan yang muncul dari hasil sosialisasi di dalam keluarga.
2. Tanggung Jawab (Commitment)
Tanggung jawab yang kuat pada aturan dapat memberikan kerangka kesadaran tentang masa depan. Bentuk komitmen ini, antara lain adanya kesadaran bahwa masa depan pelaku tindakan menyimpang akan suram.
3. Keterlibatan Atau Partisipasi (Involvement)
Dengan munculnya kesadaran mengakibatkan individu terdorong berprilaku partisipatif dan terlibat dalam ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan masyarakat. Keterlibatan seseorang tersebut akan mengurangi peluang seseorang untuk melakukan pelanggaran hukum.
4. Kepercayaan (Believe)
Kepercayaan terhadap norma-norma dan aturan sosial dalam masyarakat yang telah tertanam kuat pada diri seseorang berarti kepatuhan masyarakat terhadap peraturan itu akan makin kuat juga.
Kontrol sosial memiliki jenis sanksi yaitu:
1. Sanksi Fisik
Sanksi fisik dapat berupa dipenjara, dicambuk, dan diikat.
2. Sanksi Psikologis
Sanksi psikologis dapat berupa dicemooh, diasingkan, dicopot dari jabatannya.
3. Sanksi Ekonimi
Sanksi ekonomi dapat berupa denda dan penyitaan harta kekayaan.

B. Sikap Terhadap Pelaku Penyimpangan Sosial
Hal-hal yang bisa dilakukan menghadapi perilaku dan pelaku penyimpangan sosial antara lain sebagai berikut:
1. Mencari kegiatan yang positif baik itu kegiatan seni, olahraga, sosial maupun keagamaan.
2. Mempelajari dan meningkatkan pengetahuan agama sesuai keyakinan yang dianutnya.
3. Orang tua harus selalu memberikan perhatian terhadap anak-anaknya.
4. Pemerintah hendaknya memberikan sanksi tegas terhadap pelaku perilaku penyimpangan seperti : pemerkosaan, pemakai serta pengedar obat-obatan terlarang.
5. Memusnahkan setiap aksi kejahatan penyelundupan narkotika dan obat-obatan terlarang tersebut.
6. Tidak mengucilkan mantan pelaku penyimpangan sosial.
7. Mengadakan kampanye atau penyuluhan tentang pentingnya menghindari perilaku menyimpang.
Penilaian
1. Bagaimanakah sikapmu jika adik atau kakakmu melakukan perbuatan penyimpangan ?
2. Apa yang kamu ketahui tentang kontrol sosial ?
3. Sebutkan tindakan apa saja yang dapat dilakukan dalam rangka kontrol sosial !
4. Sebutkan sanksi psikologis yang dikenakan kepada pelaku penyimpangan sosial !
5. Bagaimanakah pendapatmu jika ada pencuri atau pencopet yang dikejar massa ?

BENTUK-BENTUK HUBUNGAN SOSIAL

Standar Kompetensi
6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial


Kompetensi Dasar
6.1. Mendeskripsikan bentuk-bentuk hubungan sosial



Indikator
 Mengidentifikasi bentuk-bentuk hubungan sosial.
 Mengidentifikasi faktor-faktor pendorong terjadinya hubungan sosial.
 Mengidentifikasi dampak-dampak hubungan sosial.


Ringkasan Materi

A. Pengertian Hubungan Sosial ( Proses Sosial )
Proses sosial adalah hubungan timbal balik antara individu yang satu dengan individu yang lain, saling mempengaruhi dan didasarkan pada kesadaran untuk saling menolong. Hubungan sosial disebut juga interaksi sosial. Interaksi sosial adalah proses saling mempengaruhi di antara dua orang atau lebih. Seseorang melakukan hubungan sosial secara naluri didorong oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun dari luar dirinya.
1. Faktor internal terjadinya hubungan sosial
Faktor dari dalam diri seseorang yang mendorong terjadinya hubungan sosial adalah sebagai berikut.
a. Keinginan untuk meneruskan atau mengembangkan keturunan dengan melalui perkawinan antara dua orang yang berlainan jenis saling tertarik dan berinteraksi.
b. Keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidup karena manusia membutuhkan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya.
c. Keinginan untuk mempertahankan hidup terutama menghadapi serangan dari apapun.
d. Keinginan untuk melaksanakan komunikasi dengan sesama.
2. Faktor eksternal terjadinya hubungan sosial
Faktor dari luar yang mendorong terjadinya hubungan sebagai berikut:
a. Simpati
Simpati adalah suatu sikap tertarik kepada orang lain karena sesuatu hal. Ketertarikan tersebut karena penampilannya, kebijakasanaan, ataupun pola pikirnya. Simpati menjadi dorongan yang kuat pada diri seseorang untuk melakukan komunikasi/interaksi sehingga terjadi pertukaran /nilai pendapat.
b. Motivasi
Motivasi adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang yang mendasari orang melakukan perbuatan. Motivasi muncul biasanya karena rasionalitas dan juga muncul dari pengaruh orang lain.
c. Empati
Empati merupakan proses psikis, yaitu rasa haru atau iba sebagai akibat tersentuh perasaannya dengan objek yang ada di hadapannya. Empati adalah kelanjutan dari rasa simpati.
d. Sugesti
Sugisti adalah kepercayaan yang sangat mendalam dari seseorang kepada orang lain atau sesuatu. Pengaruh sugesti ini muncul tiba-tiba dan tanpa adanya pemikiran untuk mempertimbangkan terlebih dahulu. Sugesti akan mendorong individu untuk melakukan suatu interaksi sosial.
e. Imitasi
Imitasi adalah dorongan untuk meniru sesuatu yang ada pada orang lain. Imitasi muncul karena adanya minat, perhatian atau sikap mengagumi terhadap orang lain yang dianggap cocok atau sesuai.
f. Identitas
Identitas adalah dorongan seseorang untuk menjadikan dirinya identik atau sama dengan orang lain. Identifikasi karena terikat oleh suatu aturan yang menghapuskan seseorang menyesuikan diri seperti orang lain, atau atas dasar kesenangan sehingga tertarik menyesuaikan diri.
Faktor-faktor terjadinya hubungan sosial selalu memengaruhi individu dalam proses sosial secara langsung atau tidak langsung. Proses sosial secara langsung dilakukan dengan komunikasi lisan (berbicara). Proses sosial tidak langsung dilakukan antara lain dengan menggunakan sarana komunikasi seperti telepon dan surat.
Seseorang melakukan hubungan sosial pasti memiliki tujuan antara lain:
a. menjalin hubungan persahabatan,
b. menjalin hubungan usaha,
c. mendiskusikan sebuah persoalan,
d. melakukan kerjasama, dan lain-lain.
Tujuan tersebut akan tercapai jika proses sosial dapat berjalan lancar. Proses dalam hubungan sosial akan dapat berjalan apabila memenuhi dua syarat yaitu:
a. Kontak sosial
Kata kontak berasal dari bahasa Latin, con atau com, artinya bersama-sama. Secara harfiah berarti menyentuh secara bersama-sama. Sebagai gejala sosial, kontak sebenarnya tidak harus dengan menyentuh tetapi misalnya cukup dengan tersenyum. Kontak dapat bersifat primer dan sekunder. Kontak primer terjadi dengan mengadakan hubungan langsung. Misalnya tersenyum dan berjabat tangan. Kontak sekunder terjadi jika ada perantara.
b. Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa Latin, communicare yang berarti buhungan. Jadi, komunikasi berarti berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Interaksi tidak akan terjadi hanya dengan kontak tetapi harus ada komunikasi. Komunikasi terjadi kalau seseorang memberikan tanggapan terhadap perilaku orang lain dengan menyampaikan suatu perasaan. Orang yang bersangkutan lalu menerima dan memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Komunikasi tidak selalu menghasilkan bentuk kerjasama bahkan bisa terjadi pertentangan atau perkelahian karena salah paham.
B. Jenis-Jenis Hubungan Sosial
Hubungan sosial atau interaksi sosial merupakan uapaya manusia memenuhi kebutuhan hidup. Tidak semua upaya manusia merupakan hubungan sosial. Oleh karena itu, hubungan sosial memiliki ciri-ciri tertentu yaitu:
1. adanya kontak sosial dan komunikasi,
2. dilakukan oleh dua orang atau lebih dan ada reaksi dari pihak lain,
3. bersifat timbal balik, positif, dan berkesinambungan,
4. adanya penyesuaian norma dan bentuk-bentuk interaksi sosial.
Dalam kehidupan sehari-hari, terdapat tiga pola proses atau interaksi sosial sebagai berikut:
1. Hubungan antara individu dan individu
Hubungan ini merupakan hubungan antara individu yang satu memberikan pengaruh, rangsangan dan stimulus kepada individu lainnya sehingga akan memberikan reaksi, tanggapan, atau respon.
2. Hubungan antara individu dan kelompok
3. Hubungan antara kelompok dan kelompok
Hubungan ini menunjukkan bahwa kepentingan individu dalam kelompok merupakan satu kesatuan, berhubungan dengan kelompok lain.
C. Terjadinya Hubungan Sosial
Hubungan sosial dapat terjadi dari bentuk kerjasama (asosiatif) atau dapat juga berbentuk saingan dan konflik (disosiatif).
1. Proses Asosiatif
Proses asosiatif adalah proses yang berbentuk kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.
a. Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama artinya usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama. Kerja sama di kalangan masyarakat Indonesia disebut gotong royong. Kerja sama dalam kehidupan bangsa indonesia selalu ditanamkan dan ditekankan mulai dari keluarga, sekolah, lingkungan kerja, dan lingkungan pemerintahan.
Kerja sama memiliki pandangan bahwa manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa orang lain. Kerja sama dibagi menjadi lima bentuk:
1) Kerukunan, meliputi gotong royong dan tolong menolong.
2) Bergaining, yaitu perjanjian pertukaran barang-barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi, yaitu proses penrimaan unsusr-unsur baru dalam ke-pemimpinan sebuah organisasi.
4) Koalisi, yaitu gabungan dua badan atau lebih yang mempunyai tujuan sama.
5) Join Venture, yaitu kerja sama dalam perusahaan proyek-proyek tertentu.
b. Akomodasi
Proses akomodasi adalah proses pemulihan hubungan baik antara dua pihak atau lebih yang pada mulanya mengalami suatu sengketa. Proses akomodasi memerlukan perhatian dari kedua belah pihak bahkan kadang-kadang membutuhkan pihak ketiga sebagai penengah.
Adapun tujuan akomodasi, sebagai berikut:
1) Mengurangi pertentangan antara orang perorang atau kelompok –kelompok manusia akibat perbedaan paham.
2) Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu.
3) Memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok satu dengan lainnya yang terpisah karena budaya.
4) Melebur kelompok sosial yang terpisah.
Akomodasi dapat berbentuk sebagai berikut:
1) Pemaksaan (coertion) adalah suatu bentuk akomodasi yang dilakukan dengan paksaan oleh pihak ketiga yang lebih kuat kedudukannya.
2) Kompromi (compromize) adalah suatu penyelesaian sengketa dengan cara mengurangi tuntutan dari kedua belah pihak sehingga terjadi titik temu.
3) Mediasi (mediation) adalah penggunaan jasa perantara.
4) Arbitrasi merupakan salah satu cara untuk mencapai kompromi apabila pihak-pihak yang bertikai tidak mampu menghadapi sendiri. Arbitrasi dilakukan dengan menghadirkan pihak ketiga yang mendapat persetujuan kedua belah pihak.
5) Konsiliasi adalah usaha untuk mempertemukan keinginan pihak-pihak yang bertikai untuk mencari pemecahan.
6) Peradilan (adjudication) adalah suatu penyelesaian sengketa dengan penyelesaian sesuai dengan hukum yang berlaku melalui peradilan.
7) Toleransi adalah penyelesaian sengketa dengan jalan memberikan toleransi kepada masing-masing pihak, dengan demikian akan terjadi pemulihan hubungan baik.
8) Stalemate, adalah proses penyelesaian sengketa yang terjadi dengan sendirinya.
c. Asimilasi
Asimilasi adalah proses kerja sama yang sangat harmonis dengan membentuk suatu kesatuan yang homogen. Asimilasi juga merupakan proses sosial yang ditandai dengan usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorang dan kelompok.
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses asimilasi sebagai berikut:
1) Sikap dan kesediaan saling menenggang (toleransi).
2) Sikap dalam menghadapi orang asing dan kebudayaannya.
3) Adanya kesempatan dibidang ekonomi yang seimbang.
4) Keterbukaan golongan penguasa.
5) Perkawinan campuran.
6) Adanya kesamaan dalam berbagai unsur budaya.
7) Adanya unsur bersama dari luar.
Faktor yang menghambat terjadinya asimilasi sebagai berikut:
1) Adanya isolasi kebudayaan dan salah satu kebudayaan kelompok.
2) Kurangnya pengetahuan dari salah satu kelompok atas kebudayaan kelompok.
3) Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain.
4) Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu.
5) Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah.
6) Adanya persaingan in-grup yang kuat.
7) Adanya diskriminasi.
8) Adanya perbedaan kepentingan antarkelompok.
2. Proses Disosiatif
Proses disiosiatif disebut sebagai proses oposisi. Secara umum, proses disosiatif dibedakan atas tiga bentuk, yaitu;
a. Persaingan (Kompetisi)
Persaingan adalah suatu proses sosial yang terjadi karena individu atau kelompok saling bersaing mencari keuntungan melalui bidang kehidupan yang pada suatu masa menjadi pusat perhatian publik dengan cara mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan dapat bersifat pribadi atau kelompok. Persaingan dapat terjadi dalam bernagai hal, seperti persaingan ekonomi, kebudayaan, ras, dan peranan.
b. Kontravensi
Kontravensi merupakan suatu bentuk proses sosial yang ditandai dengan adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau erasaan tidak suka yang disembunyikan.
Proses kontravensi mencakup lima proses sebagai berikut;
1) Proses yang umum dari kontravensi meliputi perbuatan, penolakan, perlawanan, protes, dan lain-lain.
2) Bentuk dari kontravensi yang sederhana, misalnya mencaci maki orang, memfitnah dan mencela.
3) Bentuk kontravensi yang intensif menyangkut penghasutan, menyebar isu, dan mengecewakan.
4) Kontravensi yang bersifat rahasia.
5) Kontravensi yang bersifat taktis, misalnya mengejutkan lawan, membingungkan pihak lain atau provokasi.
Selain lima proses tersebut, ada tiga tipe umum kontravensi dalam kehidupan sehari-hari.
1) Kontravensi yang menyangkut generasi dalam masyarakat.
2) Kontravensi yang menyangkut bidang seks.
3) Kontravensi parlementer. Kontravensi ini menyangkut hubungan antargolongan mayoritas dan minoritas.
c. Pertentangan
Pertentangan adalah suatu proses sosial di mana individu atau kelompok berusaha memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak lawan yang disertai ancaman atau kekerasan. Banyak hal yang menyebabkan terjadinya pertentangan, antara lain;
1) Perbedaan antara individu-individu,
2) Perbedaan kebudayaan,
3) Perbedaan kepentingan, dan
4) Perubahan sosial.
Akibat dari pertentangan adalah sebagai berikut;
1) Tumbuhnya solidaritas di dalam kelompok yang timbul akibat dari pertentangan antarkelompok.
2) Goyahnya persatuan kelompok apabila pertentangan itu terjadi di dalam kelompok.
3) Timbulnya perubahan dari kepentingan orang per orang.
4) Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia jika terjadi konflik fisik.
5) Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak.

Penilaian
Jawablah Pertanyaan Berikut Dengan Tepat!
1. Apakah yang dimaksud dengan hubungan sosial?
2. Mengapa kerja sama merupakan proses asosiatif yang paling penting bagi kehidupan?
3. Sebutkan tiga tipe yang ada pada bentuk kontravensi!
4. Mengapa dalam hubungan sosial diperlukan tata kelakuan?
5. Jelaskan pengertian dari!
a. Simpati
b. Motivasi, dan
c. Empati


PRANATA SOSIAL

Standar Kompetensi
6. Memahami pranata dan penyimpangan sosial


Kompetensi Dasar
6.2. Mendeskripsikan pranata sosial dalam kehidupan masyarakat.



Indikator
 Mendeskripsikan peran pranata keluarga dalam pembentukan keperibadian
 Mengidentifikasi fungsi pranata sosial.
 Mengidentifikasi jenis-jenis pranata sosial.


Ringkasan Materi

A. Hakikat Pranata Sosial
1. Pengertian Pranata Sosial
Pranata sosial berasal dari kata bahasa Inggris yaitu social institution. Menurut koentjaraningrat, pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktivitas-aktivitas untuuk memenuhi komplek-komplek kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Beberapa ahli sosiologi menterjemahkan pranata sosial dengan istilah yang berbeda-beda.
Berikut ini adalah pengertian pranata sosial dari para ahli sosiologi.
a. Koentjaraningrat
Lembaga sosial atau pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas-aktivitas khusus dalam kehidupan masyarakat. Pengertian ini menekankan pada sistem tata kelakuan atau norma-norma untuk memenuhi kebutuhan.
b. Bruce J. Cohen
Pranata sosial adalah sistem pola-pola sosial yang tersusun rapi dan relatif bersipat permanen serta mengandung perilaku-perilaku tertentu yang kokoh dan terpadu demi pemuasan dan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat.
c. Mac Iver dan Page
Pranata sosial adalah tata cara dan prosedur yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang berkelompok dalam suatu kelompok masyarakat.
d. Joseph S. Rucek dan Roland L. Warren
Pranata sosial adalah pola-pola yang mempunyai kedudukan tetap untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia yang muncul dari kebiasaan-kebasaan dengan mendapatkan persetujuan dan cara-cara yang sudah tidak dipungkiri lagi untuk memenuhi konsep kesejahteraan masyarakat dan menghasilkan suatu struktur.
e. Alvin L. Berrtrand
Pranata sosial adalah kumpulan norma sosial (struktur-struktur sosial) yang telah diciptakan untuk melaksanakan fungsi masyarakat.
f. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pranata sosial adalah suatu sistem norma untuk mencapai tujuan atau kegiatan yang oleh masyarakat dianggap penting.
g. Summer
Lembaga sosial atau lembaga kemasyarakatan dipandang dari sudut kebudayaan adalah perbuatan, cita-cita, sikap, dan perlengkapan kebudayaan yang bersifat kekal. Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat juga disimpulkan pengertian dalam sosiologi bahwa lembaga sosial adalah sistem norma untuk mencapai tujuan tertentu yang oleh masyrakat dianggap penting.
2. Proses Pertumbuhan Pranata Sosial
Pranata sosial adalah sistem norma yang berlaku di masyarakat untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang dianggap penting. Dalam sistem norma terkandung ketentuan saksi (Reward System).
Pranata sosial tidak terbentuk secara tiba-tiba, tetapi melalui proses yang panjang. Proses pertumbuhan lembaga kemasyarakatan terkait dengan norma-norma masyrakat dan sistem pengendalian sosial (Social Control).
a. Norma Masyarakat
Supaya hubungan antarmanusia sesuai dengan yang diharapkan, maka disusun norma-norma masyarakat. Semula norma-norma tersebut terbentuk tidak sengaja. Namun lama-kelamaan norma itu dibuat secara sengaja. Misalnya, kegiatan jual beli melalui prantara.
Suatu norma tertentu dikatakan telah melembaga (institusionalized) apabila norma tersebut memenuhi tahapan-tahapan sebagai berikut;
1) Diketehui
Norma-norma tertentu sudah mulai melembaga apabila diketahui. Tahap ini merupakan tahap terendah dalam proses pelembagaan.
2) Dipahami dan dimengerti
Taraf pelembagaan akan meningkat apabila suatu norma dipahami atau dimengerti oleh manusia yang pelakunya diatur oleh norma tersebut.
Setelah dimengerti, seharusnya manusia juga harus memahami mengapa ada norma-norma tertentu yang mengatur kehidupannya bersama dengan orang lain. Artinya dalam berprilaku manusia terikat oleh batas-batas tertentu yang tidak boleh dilanggar. Kalau batas-batas tertentu dilanggar, maka orang itu akan dihukum.
3) Ditaati
Setelah dipahami dan dimengerti, tahap selanjutnya adalah norma tersebut ditaati oleh masyarakat.
4) Dihargai
Apabila norma-norma telah diketahui, dipahami, atau dimengerti, dan ditaati, maka tidak mustahil bahwa norma tersebut kemudian dihargai. Norma tersebut akan merupakan bagian hidup masyarakat.
b. Pengendalian Sosial (Sosial Control)
Agar norma tersebut dapat dilaksanakan perlu adanya sistem pengendalian sosial.
Pengendalian sosial dapat diartikan sebagai segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga-warga masyarakat agar mematuhi norma-norma yang berlaku.
Dipandang dari sudut sifatnya pengendalian sosial terdiri atas sebagai berikut;
1) Pengendalian sosial bersifat preventif
Pengendalian sosial ini merupakan suatu usaha pencegahan terhadap terjadinya gangguan-gangguan pada keserasian antara kepastian dan keadilan.
2) Pengendalian sosial bersifat represif
Pengendalian sosial ini dilakukan setelah kejadian berlangsung.
Wujud konkret pengendalian sosial harus diwujudkan dalam betuk alat.
Alat-alat pengendalian sosial tersebut sebagai berikut;
a) Mempertebal kekayaan keyakinan anggota masyarakat akan kebaikan norma-norma masyarakat.
b) Memberikan penghargaan kepada anggota masyarakat yang taat pada norma-norma masyarakat.
c) Mengembangkan rasa malu dalam diri atau jiwa anggota masyarakat apabila mereka menyimpang dari norma kemasyarakatan dan nilai-nilai yang berlaku.
d) Menimbulkan rasa takut.
e) Menciptakan sistem hukum, yaitu sistem tata tertib dengan sanksi yang tegas bagi para pelanggar.
B. Ciri-Ciri Umum Pranata Sosial
Suatu pranata sosial tentu memiliki ciri-ciri umum. Dalam bukunya yang berjudul General Feature Of Social Insti-tutions, Gillin dan Gillin mengemukakan ciri umum pranata sosial sebagai berikut;
1. Pola-pola pemikiran dan perilaku melalui aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya.
2. Mempunyai suatu tingkat kekekalan tertentu. Sistem norma dan bermacam-macam tindakan akan menjadi bagian lembaga sosial setelah melewati waktu yang lama.
3. Mempunyai tujuan tertentu.
4. Mempunyai alat-alat perlengkapan yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya bangunan, peralatan, dan mesin.
5. Memiliki lembaga-lembaga yang menggambarkan tujuan dan fungsi lembaga yang bersangkutan. Kadang-kadang lembaga tersebut berwujud tulisan-tulisan atau slogan-slogan.
6. Mempunyai teradisi tertulis maupun tidak tertulis.
C. Tipe-Tipe Pranata Sosial
Tipe-tipe pranata sosial dapat diklasifikasikan dari berbagai sudut pandang. Menurut Gillin dan Gillin pranata sosial dapat diklasifikasikan sebagai berikut;
1. Menurut Perkembangannya
Berdasarkan perkembengannya lembaga sosial diklasifikasikan menjadi crescive intstitutions dan enacted institutions. Crescive institutions disebut lembaga paling primer dan tidak sengaja tumbuh dari adat istiadat masyarakat. Misalnya, hak milik, perkawinan, dan agama.
Enacted institutions sengaja dibentuk untuk memenuhi tujuan tertentu. Misalnya, untuk memenuhi kebutuhan pendidikan dibentuk sekolah dan untuk memenuhi kebutuhan kesehatan dibentuk rumah sakit.
2. Menurut Sistem Nilai Yang Diterima Masyarakat
Berdasarkan sistem nilai yang diterima masyarakat lembaga sosial terdiri atas basic institutions dan subordinary institutions. Basic institutions dianggap sebagai lembaga yang penting untuk memelihara dan mempertahankan tata tertib dalam masyarakat. Misalnya kepolisian, sekolah, dan pengadilan.
Subordinary institutions adalah lembaga sosial yang dianggap kurang penting, misalnya kegiatan yang bertujuan untuk rekreasi.
3. Menurut Penerimaan Masyarakat
Menurut penerimaan masyarakat, lembaga sosial dapat diklasifikasikan menjadi social sanctioned institutions dan unsanctioned institutions.
Social sanctioned institutions adalah lembaga yang dapat diterima oleh masyarakat, misalnya sekolah, badan usaha, dan koperasi. Unsanctioned institutions adalah lembaga yang ditolak atau dihindari keberadaannya dalam masyarakat. Akan tetapi keberadaan lembaga ini tidak berhasil diberantas. Misalnya, pelaku tindakan kriminal.
4. Menurut Faktor Penyebarannya
Berdasarkan faktor penyebarannya lembaga sosial meliputi general institutions dan restricted institutions. General institutions adalah lembaga yang penyebarannya hampir meliputi seluruh dunia, misalnya agama. Hampir semua penduduk dunia memeluk agama. Sedangkan Restricted institutions adalah penyebaran yang terbatas pada masyarakat tertentu. Misalnya agama Islam, Kristen, Hindu, dan Buddha yang dianut oleh masyarakat-masyarakat tertentu di dunia ini.
5. Menurut Fungsinya
Sesuai dengan fungsinya, lembaga sosial terdiri atas operative institutions dan regulative institutions. Operative institutions berfungsi sebagai lembaga yang menghimpun pola-pola yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Misalnya, lembaga industrialisasi yang berupa badan usaha. Regulative institutions adalah lembaga yang mengawasi tata kelakuan yang tidak menjadi bagian mutlak lembaga tersebut. Misalnya, lembaga hukum seperti kepolisian dan kejaksaan.
D. Peran Dan Fungsi Pranata Sosial
Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia pada dasarnya mempunyai beberapa peran dan fungsi sebagai berikut;
1. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus bertingkah laku atau bersikap didalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat.
2. Menjaga keutuhan masyarakat.
3. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial (social control). Artinya, sistem pengawasan masyarakat terhadap tingkah laku anggota-anggotanya.
Dalam buku yang berjudul Sociology, Paul B. Horton dan Chester L. Hunt berpendapat tentang fungsi pranata sosial. Fungsi tersebut sebagai berikut.
1. Fungsi Manifes
Fungsi manifes lembaga sosial adalah fungsi yang merupakan tujuan lembaga yang diakui. Misalnya, lembaga ekonomi harus menghasilkan atau memproduksi dan menstribusikan kebutuhan pokok serta mengarahkan arus modal ke pihak yang membutuhkan.
2. Fungsi Laten
Fungsi laten lembaga sosial adalah hasil yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui, atau jika diakui dianggap sebagai hasil sampingan. Misalnya, pada lembaga ekonomi. Lembaga ini tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetapi juga meningkatkan pengangguran dan kesenjangan sosial.
E. Klasifikasi Pranata Sosial
Menurut koentjarainingrat, ada delapan macam pranata sosial, yaitu sebagai berikut;
1. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan kehidupan kekerabatan, misalnya keluarga.
2. Pranata sosial yang bertujunan memenuhi kebutuhan manusia untuk mata pencaharian, misalnya pertanian.
3. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan pendidikan, misalnya TK, SD, SMP, SMA.
4. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan ilmiah manusia, misalnya ilmu pengetahuan.
5. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan rohanil batiniah dalam manyatakan rasa keindahan dan rekreasi, misalnya seni rupa, seni lukis.
6. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan manusia untuk berhubungan dengan Tuhan atau alam gaib, misalnya masjid, gereja, pura, dan wihara.
7. Pranata sosial yang bertujuan memenuhi kebutuhan untuk mengatur kehidupan berkelompok-kelompok / bernegara, misalnya pemerintahan, partai politik.
8. Pranata sosial yang bertujuan mengurus kebutuhan jasmani manusia, misalnya pemeliharaan kesehatan dan kecantikan.

1. Pranata Keluarga
Keluarga merupakan kesatuan kelompok terkecil dalam masyarakat. Semua masyarakat pasti ada keluarga. Menurut Robert M.Z. Lawang, keluarga memiliki empat karakteristik, yaitu;
a. Terdiri atas orang-orang yang bersatu karena ikatan perkawinan.
b. Anggota keluarga hidup bersama dalam satu rumah dan membentuk rumah tangga.
c. Merupakan satu kesatuan orang yang berinteraksi dan berkomunikasi.
d. Melaksanakan dan mempertahankan kebudayaan yang sama.
Keluarga, terbentuk atas pernikahan seorang laki-laki dan perempuan. Keluarga memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a. Mempunyai dasar emosional (kasih sayang).
b. Dilakukan dalam bentuk perkawinan.
c. Memiliki keturunan, dan
d. Memiliki tempat tinggal.
Pranata dalam keluarga disebut pranata keluarga. Pranata keluarga merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu keluarga, yang berkaitan dengan proses untuk melaksanakan tujuan keluarga. Pranata keluarga memiliki tujuan untuk mengatur manusia dalam hal melanjutkan keturunan (reproduksi).
Pranata keluarga memiliki fungsi nyata, yaitu sebagai berikut;
a. Mengatur masalah hubungan seksual untuk melanjutkan keturunan melalui ikatan pernikahan.
b. Mengatur masalah tanggung jawab untuk merawat dan mendidik anak.
c. Mengatur masalah hubungan kekerabatan.
d. Memiliki fungsi afeksi, yaitu dapat mencurahkan kasih sayang antaranggota keluarga.
Selain fungsi diatas pranata keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Mengatur masalah ekonomi keluarga.
b. Melaksanakan pengendalian sosial terhadap anggota keluarga agar tidak melakukan penyimpangan.
c. Mewariskan gelar kebangsawanan
d. Melindungi anggota keluarga.
Menurut Robert M.Z. Lawang, terdapat tiga fungsi keluarga, yaitu sebagai berikut;
a. Fungsi seksual dan reproduksi.
b. Fungsi ekonomi.
c. Fungsi edukatif (pendidikan).
Keluarga merupakan media awal dari suatu pembentukan keperibadian.
2. Pranata Agama
Pranata agama merupakan salah satu pranata yang sangat penting dalam mengatur kehidupan masyarakat. Pranata agama merupakan pranata tertua. Pranata agama memberikan petunjuk serta kaidah-kaidah bagi ummat manusia untuk memenuhi kebutuhan akan rasa aman dan kesejukan rohani pemeluknya. Setiap agama menginginkan ummatnya untuk memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.
Agama sebagai suatu pranata, juga memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Memberikan pedoman hidup bagi manusia dalam berhubungan dengan Tuhan dan manusia lain.
b. Membantu manusia dalam memecahkan persoalan baik yang bersifat duniawi maupun akhirat.
c. Memberikan ketenangan bathin dan kesejukan rohani.
d. Memberikan bimbingan kepada manusia supaya kehidupannya lebih terarah dan berimbang.
e. Menumbuhkan rasa percaya diri dalam mengarungi kehidupan.
3. Pranata Ekonomi
Pranata ekonomi adalah bagian dari pranata sosial yang bersangkut paut dengan pengaturan bidang ekonomi supaya ketertiban masyarakat tetap terpelihara. Ekonomi diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan produksi, distribisi, dan konsumsi.
a. Produksi
Produksi adalah kegiatan untuk menghasilkan barang dan jasa. Dalam kegiatan produksi memiliki faktor-faktor sebagai berikut.
1) Modal, yaitu hal yang merupakan faktor utama, sebab tanpa modal mustahil rasanya memenuhi biaya operasianal, pembelian alat, atau pengembangan usaha.
2) Pengembangan dan peningkatan sumber daya manusia melalui pelatihan dan pendidikan bagi karyawan.
3) Pememfaatan sumber daya alam.
b. Distribusi dan Pemasaran
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan barang dan jasa yang dihasilkan oleh produsen kepada konsumen. Dalam usaha penyaluran ini kaidah dan norma tetap diperlukan. Dalam kegiatan distribusi ada norma dan kaidah yang disepakati. Ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam proses distribusi, yaitu:
a. tidak boleh memanipulasi mutu barang,
b. tidak boleh mempermainkan harga,
c. tidak boleh menimbun barang,
d. menetapkan harga yang layak, dan
e. menggunakan iklan dengan tidak merugikan konsumen.

c. Konsumsi
Konsumsi adalah tindakan seseorang yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan kegunaan barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan hidupnya, orang yang melakukan tindakan konsumsi disebut konsumen.
Paul Samuelson mengemukan bahwa pranata ekonomi merupakan cara-cara atau perilaku yang dilakukan oleh manusia dan kelompoknya untuk memamfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk memperoleh berbagai komoditi dan mendistribusikannya untuk dikonsumsi oleh masyarakat.
4. Pranata Pendidikan
Pendidikan adalah suatu proses yang dilakukan masyarakat untuk menyebarkan pengetahuan, nilai, norma, dan ideologi untuk mempersiapkan para generasi muda dalam mengambil alih peran generasi tua dan generasi muda mengambil peran yang baru. Menurut William Kornblum pendidikan sebagai pranata sangat penting untuk membentuk kepribadian seseorang. Melalui pendidikan, seseorang akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi dan memiliki wawasan yang luas sehingga tujuan hidup akan tercapai.
Pranata pendidikan memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Mendorong tumbuhnya lembaga-lembaga pendidikan (dasar, menengah dan tinggi) beserta aparat-aparatnya.
b. Terselenggaranya kegiatan-kegiatan mensosialisasikan kebudayaan kepada warga masyarakat.
c. Terpeliharanya hasil-hasil kebudayaan warga masyarakat sebagai bagian dari sistem norma dan pranata sosial.
d. Sebagai wahana dan media pengendalian sosial bagi warga masyarakat.
e. Sebagai wahana untuk mendidik dan membina warga masyarakat di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kebudayaan lainnya.
f. Mengarahkan warga masyarakat untuk mengembangkan kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Pada zaman dahulu, manusia hidup dalam kelompok-kelompok masyarakat kecil dan sederhana. Oleh karena itu, pendidikan diperoleh dari orang-orang sekitar. Seiring perkembangan zaman, pendidikan dalam masyarakat tradisional pun berkembang dan modern. Perkembangan pendidikan dalam masyarakat modern bersifat massal dan memiliki dua aspek dalam membentuk warga masyarakat yang baik, yaitu; aspek individual (perkembangan pribadi), dan aspek sosial (mendidik anak agar dapat mengabdikan diri pada masyarakat).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akan memberikan bekal ilmu pengetahuan, keterampilan, budi pekerti, dan keperibadian bagi manusia, pendidikan selalu diperlukan manusia sepanjang hidupnya sehingga ada pepatah life long education.
5. Pranata Politik
Pranata politik merupakan pranata yang memiliki kegiatan dalam suatu negara yang berkaitan dengan proses untuk menentukan dan melaksanakan tujuan negara, dalam hal ini adalah pemerintah negara. Pranata politik memiliki beberapa norma dan status yang berhubungan dengan kekuasaan dan otoritas.
Pranata politik memiliki ciri-ciri sebagai berikut;
a. Adanya suatu komunitas manusia yang hidup bersama atas dasar niali-nilai yang disepakati bersama.
b. Adanya asosiasi politik yang disebutkan pemerintah yang aktif.
c. Pemerintah melaksanakan fungsi-fungsi untuk kepentingan bersama.
d. Pemerintah diberi kewenangan untuk memonopoli penggunaan ancaman paksaan/siksa.
e. Pemerintah mempunyai kewenangan tersebut pada wilayah tertentu.
Selain ciri-ciri dimilikinya, pranata politik memiliki fungsi sebagai berikut;
a. Pelembagaan norma melalui Undang-Undang yang disampaikan oleh badan legeslatif.
b. Pelaksanaan UU telah disetujui.
c. Penyelesaian konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat.
d. Penyelenggaraan pelayanan seperti kesehatan, pendidikan.
e. Perlindunagan warga negara dan kesiagaan pemerintah menghadapi bahaya.

2 komentar: